Tanamkan Karakter Masa Depan, Ini Cara JIS Dekatkan Nilai Budaya kepada Siswa – Jakarta Intercultural School (JIS) merupakan salah satu sekolah inklusif tertua di Indonesia yang kini memiliki siswa multikultural dari 65 negara. Hal ini membuat JIS sadar akan pentingnya memberikan wawasan mengenai budaya, khususnya budaya Indonesia.
Slogan “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi panduan JIS dalam menjalankan program-program akademik demi mewujudkan pendidikan yang inklusif, setara, dan saling menghargai berbagai budaya. Sehingga, karakter positif prisonersamongus pun tertanam pada diri siswa.
“Ketika kita berbicara tentang konsep kesetaraan, kita harus memastikan bahwa hal itu tidak hanya soal ras, tapi juga aspek-aspek lainnya. Jadi, kami memastikan bahwa proses dan prosedur (pembelajaran di Jakarta Intercultural School) adil untuk semua orang,” terang salah seorang JIS Education Specialist, Donise Lyons, di The JIS Podcast.
Perwujudan konsep “berbeda-beda tapi tetap satu” ini pun dituangkan dalam setiap elemen sekolah, salah satu yang paling terlihat adalah pada tampilan depan website JIS yang dihias ornamen batik dan wayang.
JIS juga telah berkolaborasi dengan para pengrajin batik di Indonesia untuk membuat pola batik yang digunakan di seluruh situs web maupun elemen sekolah. Pada situs web tersebut terlihat para alumni dari berbagai penjuru dunia yang semakin menguatkan konsep keanekaragaman sekaligus menegaskan bahwa sekolah internasional ini mengedepankan komunitas lokal.
Berpadu dengan program-program akademik, JIS pun memiliki beberapa program unggulan yang bertujuan mendekatkan siswa hingga keluarga dengan Indonesia, baik secara budaya maupun kehidupan sosial.
Program JIS untuk memperkenalkan budaya Indonesia
1. Indonesia Week
JIS memberikan fasilitas kepada seluruh siswa di jenjang sekolah dasar, guru, staf, hingga orang tua untuk mengenal aneka ragam budaya Indonesia melalui acara Indonesia Week yang diadakan satu tahun sekali. Diselenggarakan selama 3-5 hari, seluruh komunitas yang ada di dalam ekosistem JIS dapat berpartisipasi secara aktif sambil belajar keragaman budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Seluruh peserta akan diajak menggunakan bahasa Indonesia selama acara berlangsung, mengikuti workshop budaya seperti seni tari dan musik tradisional, membuat kuliner lokal, hingga mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Tanah Air.
2. JIS Bhineka Tunggal Ika Scholarship Program
Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pendidikan Indonesia, sejak 2016 lalu JIS membuka kesempatan kepada pelajar Indonesia, khususnya di Jabodetabek, untuk mengikuti program beasiswa Bhinneka Tunggal Ika (BTI). Terbuka untuk siswa kelas 8-10, beasiswa ini terbuka lebar untuk siswa kelas 8-10 yang berprestasi di bidang akademik, seni, atletik, dan aktif di komunitas.
Selain bebas biaya pendidikan hingga lulus SMA, Bhineka Tunggal Ika Scholarship Program juga mencakup biaya makan, transportasi, dan pendukung pelajaran lainnya.
“Visi dan misi JIS, yaitu belajar di Indonesia untuk menjadi yang terbaik di dunia. Inilah dasar mengapa ada BTI, untuk mengajak pelajar Indonesia belajar di JIS, kemudian melanjutkan kuliah di luar negeri, dan kembali ke Indonesia untuk berbakti kepada negara dan bermanfaat untuk masyarakat,” jelas Head of High School Counseling Department, Joe Tavares.
“Jangan khawatir, sebagai sekolah yang berada di Indonesia, JIS juga meng-cover kurikulum Indonesia dan mengikuti peraturan pemerintah Indonesia. Kami menggunakan kurikulum kolaborasi, selain kurikulum internasional IB dan AP, tetapi untuk siswa WNI diwajibkan berdasarkan kurikulum nasional untuk mata pelajaran wajib yakni Bahasa Indonesia, Agama, dan PPKN,” tambahnya.
3. Innovative Schools Programme untuk guru Indonesia
Tidak hanya siswa, JIS juga berkomitmen untuk ikut aktif meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mendukung guru di berbagai sekolah melalui Innovative Schools Programme (ISP). Dikembangkan pertama kali oleh Yayasan Emmanuel pada 2009, JIS mulai aktif bergabung ke dalam Innovative Schools Programme pada tahun 2013.
Melalui program ini, 50 guru dari JIS menjadi sukarelawan untuk berbagi pengalaman hingga memberikan ide-ide pengajaran interaktif kepada guru sekolah dasar di Jakarta. Terbagi menjadi 10 workshop, topiknya meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan, dan strategi pengajaran yang inovatif–termasuk untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika. Setelah menyelesaikan program, peserta akan menerima sertifikat dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Baca juga: Menerapkan Sustainable Development di Dunia Pendidikan, Seberapa Penting?
4. Belajar budaya Indonesia lewat ekstrakurikuler
Gamelan menjadi salah satu alat musik yang dipelajari lewat ekstrakurikuler di JIS. Melalui program Elementary Student Gamelan Club, klub gamelan ini akan mengajarkan permainan gamelan dari dasar hingga siswa lancar memainkan sebuah pertunjukkan musik tradisional Jawa kepada para siswa sekolah dasar. Bahkan tak sedikit siswa yang akhirnya ambil bagian di berbagai acara untuk memamerkan kepiawaiannya bermain gamelan, baik di dalam maupun luar negeri.
5. Membaur dengan masyarakat lewat Service Club dan Service Partner
Melalui Service Club dan Service Partner, sejak jenjang sekolah dasar hingga SMA, JIS mengajak siswanya untuk aktif terjun dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
JIS memiliki lebih dari 30 organisasi yang dipimpin para siswa, mulai dari klub kemanusiaan untuk membantu anak-anak kurang beruntung hingga kelompok lingkungan yang mengadvokasi lingkungan yang lebih sehat.
Lewat kelompok layanan ini, siswa didorong untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbeda dan untuk menginvestasikan upaya dan semangat mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar. Selain itu, lewat berbagai kegiatan sosial ini, JIS juga berupaya menumbuhkan sifat positif seperti kasih sayang dan empati, saling menghargai, sifat berani, hingga menjadi garda depan “penjaga” lingkungan.