Metode Belajar STEAM, Dorong Anak Jadi Inovator di Masa Depan

Metode Belajar STEAM, Dorong Anak Jadi Inovator di Masa Depan – Pesatnya teknologi yang ditandai dengan era revolusi industri 4.0— berkembangnya internet of thing (IoT)—menuntut seluruh bidang untuk berkembang agar bisa mengimbangi perkembangan zaman. Salah satu elemen yang perlu bergerak cepat mengimbanginya adalah sektor pendidikan.

Pasalnya, perubahan teknologi yang semakin cepat membuat banyak pekerjaan di masa depan akan banyak terdisrupsi. World Economic Forum (WEF) memprediksi sebanyak 85 juta pekerjaan bakal hilang di 2025 seiring kehadiran teknologi robot, otomasi, hingga metaverse yakni dunia komunitas prisonersamongus virtual tanpa akhir yang saling berhubungan. Karenanya, diperlukan metode dan cara pengajaran yang sesuai untuk menciptakan generasi yang unggul; kreatif dan inovatif di mana depån.

Untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi era revolusi industri 4.0, tentu dibutuhkan lebih dari sekadar keterampilan akademik dasar. Para pendidik butuh mempersiapkan murid menghadapi perkembangan teknologi yang begitu cepat berubah. Sebab, kebutuhan sumber daya manusia ke depan yang dibutuhkan adalah mampu berpikir analitis dan kolaboratif.

Sebuah studi yang dilakukan oleh United States National Science Foundation mengungkapkan, di masa depan, 80 persen pekerjaan membutuhkan pemikiran kritis dan terampil yang mampu memecahkan masalah. Metode pembelajaran STEAM (Science Technology Engineering Arts Mathematics) dinilai menjadi salah satu kunci penting dunia pendidikan untuk membekali siswa menghadapi era Revolusi 4.0.

Mengenal Metode Belajar STEAM dan Keunggulannya untuk Anak

Metode STEAM awalnya diciptakan agar anak memiliki rasa cinta pada seni, sains, dan teknologi. Dengan muatan ini, anak diharapkan bisa menemukan keterkaitan di beberapa bidang ilmu yang dibutuhkan di masa depan. Bahkan, perusahaan Amerika Serikat yang memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer, IBM, memprediksi, berkarier di industri science, technology engineering, dan mathematics akan mendapatkan gaji 24 persen lebih tinggi di masa depan.

Melalui STEAM anak dilatih untuk bermain, mengamati, berkreasi, dan belajar dengan cara mereka sendiri. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengeksplorasi banyak hal. Dengan cara pembelajaran tersebut, anak akan mampu menganalisis sesuatu, berpikir dengan kritis, menemukan pemecahan masalah, percaya diri, komunikatif, kolaboratif, kreatif, dan inovatif.

Untuk mewujudkan generasi unggul di masa depån, Jakarta Intercultural School (JIS) menghadirkan program STEAM yang sesuai dengan konsep Education 4.0.

Education 4.0 menjadi elemen penting dalam mewujudkan Indonesia 4.0 dan menembus 10 negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia pada 2030. Sejalan dengan visi dan misi tersebut, JIS memiliki komitmen besar untuk meraih cita-cita tersebut. Bagi JIS, STEAM menjadi penting karena mengusung berbagi mata pelajaran untuk mendukung pembelajaran para murid dan menemukan minat mereka di masa depan.

Baca juga: Cara Menanamkan Karakter Positif pada Anak

Implementasi STEAM di JIS

Sebagai sekolah intercultural yang menawarkan pendidikan holistik dari jenjang prasekolah hingga menengah atas, JIS memberikan pengalaman belajar anak sesuai kemampuan dan potensinya yang didukung dengan metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics)
Misalnya saja pada pendidikan usia dini (pre-school), JIS mempunyai serangkaian program yang disesuaikan dengan minat dan bakat anak yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil selama ia bersekolah. Salah satunya memasukkan muatan STEAM selama proses pembelajaran.

“Pekerjaan anak-anak adalah bermain. Karenanya, program yang diterapkan JIS sangat berbasis pada permainan anak yang aktif agar mereka bisa learning by doing (belajar sambil melakukan sesuatu),” jelas Allyson Puls-Dharmadji, guru yang telah mengajar di JIS sejak 30 tahun silam.

Melalui metode ini anak-anak akan diajak bermain selama proses pembelajaran karena mereka akan membuat sebuah proyek. Salah satu proyek yang pernah dijalankan adalah membuat boneka kelelawar. Setelah dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, para siswa harus mencari peralatan yang diperlukan dan menjahit bonekanya dengan tangan-tangan mereka.

“Mereka (para siswa) harus menemukan jenis bahan dan mengukurnya dengan tepat karena boneka yang dibuat akan memperlihatkan detail-detail tubuh binatang. Jadi (pada kegiatan itu) anak-anak dilatih untuk memecahkan masalah sekaligus memahami konsep pengukuran,” jelas Allison.

Konsep pengukuran dan proyek kolaborasi ini yang menjadi pembelajaran berbasis STEAM yang berfokus pada aspek kolaborasi, mengarahkan anak untuk berpikir kritis, kreativitas, berinovasi serta mencari solusi.

Metode pembelajaran STEAM di JIS juga diterapkan pada jenjang pendidikan lainnya—SD, SMP, hingga SMA.

Ya, khusus untuk para siswa SMA, JIS menerapkan dua kurikulum yang bisa dipilih, International Baccalaureate (IB) dan Advanced Placement (AP) yang didukung metode pembelajaran STEAM.

High School Science Teacher, Jeff Clark, mengatakan, siswa kelas 9 SMP sudah bisa menentukan pilihan sains mereka sebelum mereka naik kelas.

“Ketika mereka pindah dari kelas 9 ke kelas 10 SMA, mereka harus memilih tentang ilmu apa yang akan mereka ambil untuk pembelajaran tiga tahun ke depan apakah biologi, kimia, fisika, atau ilmu lingkungan,” ungkapnya.

Meski begitu, apapun pilihannya, JIS mengintegrasikan keterampilan ilmu komputer, di pembelajaran sains.

Guna mendukung aktivitas para murid SMP (middle school) di bidang STEAM seperti coding, programing, robotics, desain, dan lainnya, JIS sudah menyiapkan gedung khusus bernama S.Module yang diresmikan dua tahun silam.

S. Module dirancang seperti laboratorium pendidikan vokasi. Di dalam gedung ini, murid-murid JIS—layaknya para inovator di Silicon Valley—bisa belajar untuk merancang proyek dan menghasilkan benda-benda ataupun program yang bisa dipakai.

Dalam penerapan STEAM, JIS juga menyiapkan kelas Robotic, Makerspace atau ruang kreatif untuk memfasilitasi para murid membuat suatu proyek yang melibatkan proses kreatif secara individual maupun berkelompok.

Melalui Makerspace, JIS akan memfasilitasi proses belajar anak sesuai bakat masing-masing. Kelas ini bisa menjadi wadah untuk menemukan dan mengembangkan bakat anak. Sebab, anak akan menghadapi proses belajar yang sesuai passion. Dengan begitu, kecintaan belajar dalam diri anak dapat tumbuh.

Untuk mengetahui program STEAM di JIS dengarkan The JIS Podcast di Spotify.

Tanamkan Karakter Masa Depan, Ini Cara JIS Dekatkan Nilai Budaya kepada Siswa

Tanamkan Karakter Masa Depan, Ini Cara JIS Dekatkan Nilai Budaya kepada Siswa – Jakarta Intercultural School (JIS) merupakan salah satu sekolah inklusif tertua di Indonesia yang kini memiliki siswa multikultural dari 65 negara. Hal ini membuat JIS sadar akan pentingnya memberikan wawasan mengenai budaya, khususnya budaya Indonesia.

Slogan “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi panduan JIS dalam menjalankan program-program akademik demi mewujudkan pendidikan yang inklusif, setara, dan saling menghargai berbagai budaya. Sehingga, karakter positif prisonersamongus pun tertanam pada diri siswa.

“Ketika kita berbicara tentang konsep kesetaraan, kita harus memastikan bahwa hal itu tidak hanya soal ras, tapi juga aspek-aspek lainnya. Jadi, kami memastikan bahwa proses dan prosedur (pembelajaran di Jakarta Intercultural School) adil untuk semua orang,” terang salah seorang JIS Education Specialist, Donise Lyons, di The JIS Podcast.

Perwujudan konsep “berbeda-beda tapi tetap satu” ini pun dituangkan dalam setiap elemen sekolah, salah satu yang paling terlihat adalah pada tampilan depan website JIS yang dihias ornamen batik dan wayang.

JIS juga telah berkolaborasi dengan para pengrajin batik di Indonesia untuk membuat pola batik yang digunakan di seluruh situs web maupun elemen sekolah. Pada situs web tersebut terlihat para alumni dari berbagai penjuru dunia yang semakin menguatkan konsep keanekaragaman sekaligus menegaskan bahwa sekolah internasional ini mengedepankan komunitas lokal.

Berpadu dengan program-program akademik, JIS pun memiliki beberapa program unggulan yang bertujuan mendekatkan siswa hingga keluarga dengan Indonesia, baik secara budaya maupun kehidupan sosial.

Program JIS untuk memperkenalkan budaya Indonesia

1. Indonesia Week

JIS memberikan fasilitas kepada seluruh siswa di jenjang sekolah dasar, guru, staf, hingga orang tua untuk mengenal aneka ragam budaya Indonesia melalui acara Indonesia Week yang diadakan satu tahun sekali. Diselenggarakan selama 3-5 hari, seluruh komunitas yang ada di dalam ekosistem JIS dapat berpartisipasi secara aktif sambil belajar keragaman budaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Seluruh peserta akan diajak menggunakan bahasa Indonesia selama acara berlangsung, mengikuti workshop budaya seperti seni tari dan musik tradisional, membuat kuliner lokal, hingga mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Tanah Air.

2. JIS Bhineka Tunggal Ika Scholarship Program

Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pendidikan Indonesia, sejak 2016 lalu JIS membuka kesempatan kepada pelajar Indonesia, khususnya di Jabodetabek, untuk mengikuti program beasiswa Bhinneka Tunggal Ika (BTI). Terbuka untuk siswa kelas 8-10, beasiswa ini terbuka lebar untuk siswa kelas 8-10 yang berprestasi di bidang akademik, seni, atletik, dan aktif di komunitas.

Selain bebas biaya pendidikan hingga lulus SMA, Bhineka Tunggal Ika Scholarship Program juga mencakup biaya makan, transportasi, dan pendukung pelajaran lainnya.

“Visi dan misi JIS, yaitu belajar di Indonesia untuk menjadi yang terbaik di dunia. Inilah dasar mengapa ada BTI, untuk mengajak pelajar Indonesia belajar di JIS, kemudian melanjutkan kuliah di luar negeri, dan kembali ke Indonesia untuk berbakti kepada negara dan bermanfaat untuk masyarakat,” jelas Head of High School Counseling Department, Joe Tavares.

“Jangan khawatir, sebagai sekolah yang berada di Indonesia, JIS juga meng-cover kurikulum Indonesia dan mengikuti peraturan pemerintah Indonesia. Kami menggunakan kurikulum kolaborasi, selain kurikulum internasional IB dan AP, tetapi untuk siswa WNI diwajibkan berdasarkan kurikulum nasional untuk mata pelajaran wajib yakni Bahasa Indonesia, Agama, dan PPKN,” tambahnya.

3. Innovative Schools Programme untuk guru Indonesia

Tidak hanya siswa, JIS juga berkomitmen untuk ikut aktif meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mendukung guru di berbagai sekolah melalui Innovative Schools Programme (ISP). Dikembangkan pertama kali oleh Yayasan Emmanuel pada 2009, JIS mulai aktif bergabung ke dalam Innovative Schools Programme pada tahun 2013.

Melalui program ini, 50 guru dari JIS menjadi sukarelawan untuk berbagi pengalaman hingga memberikan ide-ide pengajaran interaktif kepada guru sekolah dasar di Jakarta. Terbagi menjadi 10 workshop, topiknya meliputi manajemen kelas, mengembangkan keterampilan, dan strategi pengajaran yang inovatif–termasuk untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika. Setelah menyelesaikan program, peserta akan menerima sertifikat dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Baca juga: Menerapkan Sustainable Development di Dunia Pendidikan, Seberapa Penting?

4. Belajar budaya Indonesia lewat ekstrakurikuler

Gamelan menjadi salah satu alat musik yang dipelajari lewat ekstrakurikuler di JIS. Melalui program Elementary Student Gamelan Club, klub gamelan ini akan mengajarkan permainan gamelan dari dasar hingga siswa lancar memainkan sebuah pertunjukkan musik tradisional Jawa kepada para siswa sekolah dasar. Bahkan tak sedikit siswa yang akhirnya ambil bagian di berbagai acara untuk memamerkan kepiawaiannya bermain gamelan, baik di dalam maupun luar negeri.

5. Membaur dengan masyarakat lewat Service Club dan Service Partner

Melalui Service Club dan Service Partner, sejak jenjang sekolah dasar hingga SMA, JIS mengajak siswanya untuk aktif terjun dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

JIS memiliki lebih dari 30 organisasi yang dipimpin para siswa, mulai dari klub kemanusiaan untuk membantu anak-anak kurang beruntung hingga kelompok lingkungan yang mengadvokasi lingkungan yang lebih sehat.

Lewat kelompok layanan ini, siswa didorong untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbeda dan untuk menginvestasikan upaya dan semangat mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar. Selain itu, lewat berbagai kegiatan sosial ini, JIS juga berupaya menumbuhkan sifat positif seperti kasih sayang dan empati, saling menghargai, sifat berani, hingga menjadi garda depan “penjaga” lingkungan.